Tuesday, August 26, 2008

Tramadol untuk terapi depresi

Kalbe.co.id - Pasien depresi yang susah sekali diobati, akhir-akhir ini tidak jarang dilakukan pengobatan dengan menggunakan derivat opioid seperti oxycodone dan oxymorphine serta obat golongan agonis parsial buprenorphine, tetapi akhir-akhir ini pasien dengan keadaan tersebut menunjukkan perbaikan setelah diterapi dengan tramadol hydrochloride secara monoterapi.

Awalnya publikasi terhadap terapi tramadol untuk kasus depresi dilaporkan dari hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap laki-laki, usia 64 tahun yang didiagnosis dengan depresi mayor kronik sesuai dengan DSM IV dan gambaran klinis melankolik lebih terlihat pada pasien. Pada episode pertama ditemukan pada tahun 1984 dan didiagnosis pada tahun 1986 dan akhirnya mendapatkan terapi obat secara berturut-turut dari mulai trisiklik amitriptyline, amoxapine, bupropion, clomipramine, doxepin, fluoxetine, fluvoxamine, imipramine, maprotiline, mirtazapine, nefazodone, paroxetine, phenelzine, sertraline, tranylcypromine, dan venlafaxine. Selanjutnya juga gagal dengan terapi bupropion, lithium, dan methylphenidate.

Penambahan terapi antidepresan, dan beberapa terapi antiansietas yang pernah dicoba tidak menunjukkan efektivitas termasuk diantaranya alprazolam, buspirone, clonazepam, lorazepam dan temazepam. Tidak juga dengan terapi suportif seperti psikoterapi dan terapi dengan ECT pun gagal.

Pada tahun 1998, pasien tersebut mengalami nyeri pada wajah akibat sunbatan pada kelenjar saliva, dan mendapatkan terapi dengan Tramadol untuk nyerinya, dan tidak pada saat itu tidak diterapi dengan pengobatan depresinya.

Dan apa yang terjadi di luar dugaan, bahwa pengobatan tramadol, membuat perbaikan depresinya hingga 60% sampai 70%. Sejak saat itulah diberikan tramadol secara terus menerus dengan dosis 100mg, 3 – 4 kali sehari. Jika pasien bangun jam 4 pagi, pasien benar merasakan jauh dari rasa tertekan.

Analgesik tramadol mempunyai banyak kesamaan dengan karakteristik antidepresan golongan SNRI Venlafaxine. Struktur obat yang bekerja pada 2 reseptor baik serotonin maupun norefinefrin, bahkan dari beberapa pasien mengalami depresi kembali setelah menghentikan tramadol setelah beberapa tahun terapi. Pasien terlihat baik efeknya setelah diterapi dengan Venlafaxine, telah terlihat efek pula bahwa Tramadol mempunyai efek profilaksi depresi. Karena efeknya sama dengan Venlafaxine, tramadol mungkin mempunyai tingkatan efek sebagai antidepresan selain untuk nyeri yang kronik.

Untuk kasus ketergantungan opioid seperti methadone, buprenorphine, dan clonidine. Tramadol mempunyai efek analgetik sentral dengan aktivitas opioid ang sama dengan rendahnya afinitas komponen utamanya dan mempunyai aktivitas yang tinggi terhadap ikatan terhadap metabolit O-demethylated untuk reseptor ยต opioid. Konsekuensinya, banyak yang bisa dijelaskan mengapa tramadol bisa digunakan untuk pasien putus obat opioid. Untuk itu dicobalah tramadol untuk terapi ketergantungan heroin yang tingkatannya moderat dengan uji klinik retrospektif kohort, yang dilakukan pada saat pasien menjalani program detoksifikasi pada sebuah RS, dimana jumlah yang ikut serta adalah 100 pecandu heroin yang masuk ke RS dan menjalani detoksifikasi selama beberapa periode, 64 pasien diterapi dengan buprenorphine atau tramadol, yang mana ikut serta, termasuk juga 20 pasien yang menggunakan buprenorphine dan 44 nya dengan tramadol. Dicocokkan juga untuk usia, seks dan hasil laporan secara kuantitas mengenai penggunaan heroin sehari-harinya. Ada kelompok yang menggunakan tramadol, nilai maksimum untuk pengukuran skalanya adalah 9,0, dan kelompok buprenorphine adalah 11,2 (P = 0,07). Pengguunaan clonidin oral perpasien pada kelompok tramadol adalah 1,6 tablet, dan buprenorphine adalah 0,1 tablet (P = 0,002). lamanya perawatan adalah 3,7 hari pada kelompok tramadol dan 4,1 untuk kelompok buprenorphine (P = 0,5). Peserta yang mendapatkan tramadok ada 4 orang telah mendapatkan 3 dosis atau lebih buprenorphine karena gejalanya tak terkontrol dan dinyatakan terapi gagal. Laporan preeliminari menunjukkan data bahwa mungkin tramadol sebanding dengan buprenorphine yang lebih besar lagi.

No comments: